Dua tiga kapal Gujarat mengunjungi Pariaman setiap  tahunnya membawa  kain untuk penduduk asli dibarter dengan emas, gaharu,  kapur barus,  lilin dan madu. Pires juga menyebutkan bahwa Pariaman  telah mengadakan  perdagangan kuda yang dibawa dari Batak ke Tanah  Sunda.
Kemudian,  datang bangsa Perancis sekitar tahun 1527 dibawah komando  seorang  politikus dan pengusaha yakni Jean Ango. Ia mengirim 2 kapal  dagang  yang dipimpin oleh dua bersaudara yakni Jean dan Raoul  Parmentier.  Kedua kapal ini sempat memasuki lepas pantai Pariaman dan  singgah di  Tiku dan Indrapura. Tapi anak buahnya merana terserang  penyakit,  sehingga catatan dua bersaudara ini tidak banyak ditemukan.
Tanggal 21 November 1600 untuk pertama kali bangsa Belanda singgah di Tiku dan Pariaman, yaitu 2 kapal di bawah pimpinan Paulus van Cardeen yang berlayar dari utara (Aceh dan Pasaman) dan kemudian disusul oleh kapal Belanda lainnya. Cornelis de Houtman yang sampai di Sunda Kelapa tahun 1596 juga melewati perairan Pariaman.
Tahun 1686, orang Pariaman (Pryaman  seperti yang tertulis dalam  catatan W. Marsden) mulai berhubungan  dengan Inggris.
Sebagai daerah yang terletak di pinggir  pantai, Pariaman sudah  menjadi tujuan perdagangan dan rebutan bangsa  asing yang melakukan  pelayaran kapal laut beberapa abad silam.  Pelabuhan entreport Pariaman  saat itu sangat maju. Namun seiring dengan  perjalanan masa pelabuhan ini  semakin sepi karena salah satu  penyebabnya adalah dimulainya  pembangunan jalan kereta api dari Padang  ke Pariaman pada tahun 1908.
source :  http://www.kotapariaman.go.id/profil.php?tid=2 

No comments:
Post a Comment